Dahulu saya mulai sekolah SD di awal tahun 90-an yang kata anak millenial sekarang saya berada di jaman Old (baca tua), sejak saya bersekolah materi belajar yang saya dapatkan hanya bersumber dari guru dan buku-buku cetak (sebutan buku materi waktu itu). saat itu buku-buku cetak diperpustakan sangat minim sehingga kami siswa ketika masuk ke kelas dalam pembelajaran lebih banyak diselingi kegiatan menulis atau mencatat materi yang ada dibuku setelah itu kalau ada waktu biasanya dengar penjelasan guru terkait materi. rutinitas seperti itu kebanyakan saya alami waktu sekolah di jaman Old. cukup mengasyikan mengenang romantisme kehidupan waktu masih anak-anak, rasa-rasanya kami bahagia dikala itu dengan menggunakan pembelajaran model seperti itu dan dengan diselingi waktu istirahat (sebutan dulu keluar kelas) dengan bermain bersama teman dengan permainan yang paling sy gemari waktu itu namanya main kelereng sebutan orang jawa permainan gundu yah? rasanya bahagia sekali waktu itu.
seiring waktu berganti saat ini saya berganti peran, dari dulunya siswa yang sering kesekolah berangkat pagi-pagi menuju sekolah, sekarang saya memerankan posisi seorang guru tp kok kerjanya sama yah seperti dulu masih terus harus pagi pagi juga menuju kesekolah tapi bertemunya dengan anak didik. apa yang saya rasakan saat ini dibanding dengan dahulu jaman old? ternyata jaman berubah, kebiasaan mencatat menghabiskan 1 buku dalam kelas tidak cukup untuk memenuhi tujuan pembelajaran dan cara-cara seperti itu sudah tidak relevan lagi diterapkan di zaman anak-anak millenial. typical anak millenial dimana mereka suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan Gadget. mengapa mereka suka? mungkin karena bapak dan ibunya punya gadget minimal HP (baca handphone bukan Hewlet Packard merk laptop) atau mungkin karena sering melihat teman kelasnya membawa dan memainkan HP di sekolah atau karena sejak lahir dari bayi memang sudah dibelikan gadget khusus oleh ibunya. entahlah…
Gadget saat ini merupakan alat yang sangat populer dikalangan millenial, dan bahkan sebagian besar anak yang lahir dijaman millenial memiliki gadget. pertanyaannya mengapa? karena mungkin saja gadget lebih menarik dibanding sesuatu yg diluar sana, sampai-sampai ada cerita anak lagi di panggil sama emmaknya (baca ibu) tapi panggilan tersebut tidak dihiraukan, ya dikarenakan anak pada saat itu lagi asyik memegang gadget. bapak/ibu sekalian mungkin pernah atau saat ini mengalami hal yang sama dengan cerita tersebut dan seperti itulah memang kondisi zaman anak millenial. pada kenyataannya sekarang ini kebanyakan bapak/ibu sulit menghindarkan anaknya dari gadget. sebenarnya yang perlu dipahami orangtua adalah cukup memantau anaknya saja dalam penggunaan gadget, misal terkait dengan konten-konten yang diakses oleh anak pada gadget tersebut apakah kontennya bermanfaat buat perkembangan si anak atau kontennya bahkan jadi berbahaya dan terlarang. memang tidak mudah untuk melakukannya tetapi setidaknya ini adalah peran orang tua dalam mendidik anak.
terkait dengan istilah gadget kami saat ini telah mempelajari sebuah materi Aplikasi Mobile Learning, dimana aplikasi mobile learning ini akan kami selipkan(baca instal) di gadget khusus android dan mengisinya dengan konten-konten pembelajaran yang menarik dan interaktif sehingga dapat dengan mudahnya diterima dan digunakan oleh anak didik sehingga akan membantu guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan tentunya aplikasi mobile learning ini menawarkan kelebihan belajar dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun. akhirnya peran guru beralih jadi fasilitator bagi anak didik sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru tetapi seluruhnya terpusat ke anak didik sehingga akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna.
Materi Aplikasi MObile Learning ini kami dapatkan di kegiatan DIKLAT Daring yang diselenggarakan oleh Duta Rumah Belajar 2018 Bunda Iriany Hasan, M.Pd. dan dibawakan oleh narasumber keren Bapak Noval Abdillah, M.Pd. di sesi I kami diajarkan bagaimana cara membangun atau mendesain sebuah mobile learning menggunakan fasilitas dari google sites, dimulai dari tahapan flowchart, penulisan storyboard, bahan grafis dan animasi, pemrograman, finishing sampai pada tahap ujicoba dan revisi, semua materi dibahas tuntas oleh beliau. lanjut pada kegiatan sesi II kami diajarkan ke tahapan mengenal cara edit code source HTML yang berguna untuk mendesain aplikasi mobile learning menjadi lebih menarik dan aktraktif. oh iya sedikit sharing apa itu mobile learning biar kita nyambung sehati dalam membaca tulisan ini. menurut Tamimuddin:2007 dan darmawan:2013, Mobile Learning dapat didefinisikan sebagai suatu fasilitas atau layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dan konten yang edukasional yang membantu pencapaian pengetahuan tanpa mempermasalahkan lokasi dan waktu. jadi, mobile learning ini adalah tools atau alat yang membantu dalam pembelajaran. dan disini dibutuhkan kemampuan dan kreatifitas guru dalam mendesain sebuah aplikasi mobile learning sehingga jadi lebih menarik untuk digunakan. dan Alhamdulillah berkat bimbingan narasumber via vicon maupun diskusi telegram akhirnya kami saaat ini dapat menghasilkan sebuah aplikasi mobile learning yang sederhana yang dapat kami gunakan untuk pembelajaran bagi anak didik kami.
Sekian dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Narasumber hebat kami dan kepada host DIKLAT daring maluku utara 2020 bunda Iriany Hasan, M.Pd yang telah menguatkan peran kami menjadi guru hebat kedepan.
Refleksi Belajar Hari ke- 4 Materi Aplikasi Mobile Learning
oleh Alif Akbar, S.Pd
*notes:
pada foto kami sediakan link aplikasi download contoh aplikasi mobile learning yang telah kami buat serta masih dalam tahap ujicoba. silahkan di download dengan cara me-scan barcode dan kami menunggu feedback/tanggapan balik tentang kekurangan aplikasi kami sehingga kami dapat merevisi menjadi lebih baik demi perkembangan pendidikan kedepan.









