Kamis, 07 Mei 2020

Membangun dan Mendesain Aplikasi Mobile learning via Google Sites

Dahulu saya mulai sekolah SD di awal tahun 90-an yang kata anak millenial sekarang saya berada di jaman Old (baca tua), sejak saya bersekolah materi belajar yang saya dapatkan hanya bersumber dari guru dan buku-buku cetak (sebutan buku materi waktu itu). saat itu buku-buku cetak diperpustakan sangat minim sehingga kami siswa ketika masuk ke kelas dalam pembelajaran lebih banyak diselingi kegiatan menulis atau mencatat materi yang ada dibuku setelah itu kalau ada waktu biasanya dengar penjelasan guru terkait materi. rutinitas seperti itu kebanyakan saya alami waktu sekolah di jaman Old. cukup mengasyikan mengenang romantisme kehidupan waktu masih anak-anak, rasa-rasanya kami bahagia dikala itu dengan menggunakan pembelajaran model seperti itu dan dengan diselingi waktu istirahat (sebutan dulu keluar kelas) dengan bermain bersama teman dengan permainan yang paling sy gemari waktu itu namanya main kelereng sebutan orang jawa permainan gundu yah? rasanya bahagia sekali waktu itu.
seiring waktu berganti saat ini saya berganti peran, dari dulunya siswa yang sering kesekolah berangkat pagi-pagi menuju sekolah, sekarang saya memerankan posisi seorang guru tp kok kerjanya sama yah seperti dulu masih terus harus pagi pagi juga menuju kesekolah tapi bertemunya dengan anak didik. apa yang saya rasakan saat ini dibanding dengan dahulu jaman old? ternyata jaman berubah, kebiasaan mencatat menghabiskan 1 buku dalam kelas tidak cukup untuk memenuhi tujuan pembelajaran dan cara-cara seperti itu sudah tidak relevan lagi diterapkan di zaman anak-anak millenial. typical anak millenial dimana mereka suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan Gadget. mengapa mereka suka? mungkin karena bapak dan ibunya punya gadget minimal HP (baca handphone bukan Hewlet Packard merk laptop) atau mungkin karena sering melihat teman kelasnya membawa dan memainkan HP di sekolah atau karena sejak lahir dari bayi memang sudah dibelikan gadget khusus oleh ibunya. entahlah…
Gadget saat ini merupakan alat yang sangat populer dikalangan millenial, dan bahkan sebagian besar anak yang lahir dijaman millenial memiliki gadget. pertanyaannya mengapa? karena mungkin saja gadget lebih menarik dibanding sesuatu yg diluar sana, sampai-sampai ada cerita anak lagi di panggil sama emmaknya (baca ibu) tapi panggilan tersebut tidak dihiraukan, ya dikarenakan anak pada saat itu lagi asyik memegang gadget. bapak/ibu sekalian mungkin pernah atau saat ini mengalami hal yang sama dengan cerita tersebut dan seperti itulah memang kondisi zaman anak millenial. pada kenyataannya sekarang ini kebanyakan bapak/ibu sulit menghindarkan anaknya dari gadget. sebenarnya yang perlu dipahami orangtua adalah cukup memantau anaknya saja dalam penggunaan gadget, misal terkait dengan konten-konten yang diakses oleh anak pada gadget tersebut apakah kontennya bermanfaat buat perkembangan si anak atau kontennya bahkan jadi berbahaya dan terlarang. memang tidak mudah untuk melakukannya tetapi setidaknya ini adalah peran orang tua dalam mendidik anak.
terkait dengan istilah gadget kami saat ini telah mempelajari sebuah materi Aplikasi Mobile Learning, dimana aplikasi mobile learning ini akan kami selipkan(baca instal) di gadget khusus android dan mengisinya dengan konten-konten pembelajaran yang menarik dan interaktif sehingga dapat dengan mudahnya diterima dan digunakan oleh anak didik sehingga akan membantu guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan tentunya aplikasi mobile learning ini menawarkan kelebihan belajar dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun. akhirnya peran guru beralih jadi fasilitator bagi anak didik sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru tetapi seluruhnya terpusat ke anak didik sehingga akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna.



Materi Aplikasi MObile Learning ini kami dapatkan di kegiatan DIKLAT Daring yang diselenggarakan oleh Duta Rumah Belajar 2018 Bunda Iriany Hasan, M.Pd. dan dibawakan oleh narasumber keren Bapak Noval Abdillah, M.Pd. di sesi I kami diajarkan bagaimana cara membangun atau mendesain sebuah mobile learning menggunakan fasilitas dari google sites, dimulai dari tahapan flowchart, penulisan storyboard, bahan grafis dan animasi, pemrograman, finishing sampai pada tahap ujicoba dan revisi, semua materi dibahas tuntas oleh beliau. lanjut pada kegiatan sesi II kami diajarkan ke tahapan mengenal cara edit code source HTML yang berguna untuk mendesain aplikasi mobile learning menjadi lebih menarik dan aktraktif. oh iya sedikit sharing apa itu mobile learning biar kita nyambung sehati dalam membaca tulisan ini. menurut Tamimuddin:2007 dan darmawan:2013, Mobile Learning dapat didefinisikan sebagai suatu fasilitas atau layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum kepada pembelajar dan konten yang edukasional yang membantu pencapaian pengetahuan tanpa mempermasalahkan lokasi dan waktu. jadi, mobile learning ini adalah tools atau alat yang membantu dalam pembelajaran. dan disini dibutuhkan kemampuan dan kreatifitas guru dalam mendesain sebuah aplikasi mobile learning sehingga jadi lebih menarik untuk digunakan. dan Alhamdulillah berkat bimbingan narasumber via vicon maupun diskusi telegram akhirnya kami saaat ini dapat menghasilkan sebuah aplikasi mobile learning yang sederhana yang dapat kami gunakan untuk pembelajaran bagi anak didik kami.
Sekian dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Narasumber hebat kami dan kepada host DIKLAT daring maluku utara 2020 bunda Iriany Hasan, M.Pd yang telah menguatkan peran kami menjadi guru hebat kedepan.
Refleksi Belajar Hari ke- 4 Materi Aplikasi Mobile Learning
oleh Alif Akbar, S.Pd
*notes:
pada foto kami sediakan link aplikasi download contoh aplikasi mobile learning yang telah kami buat serta masih dalam tahap ujicoba. silahkan di download dengan cara me-scan barcode dan kami menunggu feedback/tanggapan balik tentang kekurangan aplikasi kami sehingga kami dapat merevisi menjadi lebih baik demi perkembangan pendidikan kedepan.

Kelas Digital Rumah Belajar menuju era 4.0

Kita pernah dan sering mendengar era revolusi industri 4.0, ya tidak salah lagi suatu loncatan perubahan besar telah terjadi dalam dunia industri. istilah-istilah baru nan membingungkan pun muncul, mulai dari sistem siber-fisik (physical cyber system), internet untuk segala (internet of things), komputasi awan(CLoud System), Kecerdasan buatan(artificial Intelegency)
istilah-istilah ini sudah mulai banyak diterapkan industri-industri di luar negeri yang tentunya membawa dampak signifikan dari sisi efektifitas, efisiensi dan peningkatan produktivitas. hal ini juga membawa pengaruh disektor pasar penyerapan tenaga kerja.
indonesia saat ini mulai berbenah melalui arahan bapak presiden joko widodo yang siap menyambut era revolusi 4.0, tentunya ini merupakan tantangan tersendiri bagi indonesia dimana masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 indonesia terletak pada SDM dan pemerataan infrastruktur. pemerintah telah dengan gencarnya berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur demi mengejar ketertinggalan tersebut, tetapi masalah serius yang perlu ditanggulangi adalah kesiapan SDM yang tentunya ini mengarah kepada perombakan kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan dan tuntutan industri kedepan.
ketika sektor SDM masih berada di level rendah dan tidak segera ditanggulangi maka tentunya akan meningkatkan peluang angka pengangguran semakin besar.

Menurut data survey, tahun 2045 indonesia akan mengalami bonus demography dimana jumlah populasi di indonesia sekitar 52% penduduknya berumur produktif, tentunya ini adalah kabar baik bagi indonesia kedepannya yang tentunya akan berdampak positif bagi sektor pemasukan negara.
tetapi kita jangan terlalu bersenang dahulu karena hal ini belum tentu akan membawa dampak positif bahkan akan terjadi sebaliknya berubah menjadi petaka ketika SDM kita tidak mengalami peningkatan yang signifikan. kurikulum 2013 sebenarnya sudah mengarah ke era 4.0 dimana kurikulum ini mempunyai dasar tujuan mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. dimana dalam implementasinya masih dibutuhkan keseriusan dari berbagai pihak stakeholder yang terkait dengan pendidikan indonesia

saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibawah kendali Mas Menteri Nadiem Makarim telah mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar yang tentunya mengarah kepada perubahan sistem manajemen assesmen yang dikenal dengan sistem Portofolio Asessmen dan juga melalui Pusdatin sebuah departemen dibawah naungan Kemdikbud dengan fitur Rumah Belajar nya yang siap mengedukasi seluruh masyarakat indonesia melalui agen Duta rumah belajar yang diharapkan mampu mengatasi ketertinggalan SDM indonesia, menyambut kebijakan pemerintah terkait peningkatan SDM Alhamdulillah saat ini saya telah mengikuti kegiatan hari ke 2 DIKLAT daring yang diselenggarakan oleh Duta Rumah belajar Maluku Utara 2018 Bunda Iriany Hasan, M.Pd dengan materi pemanfaatan Kelas Digital yang merupakan salah satu fitur Rumah belajar yang berfungsi sebagai kelas virtual yang dapat mempertemukan guru dan siswa tanpa sesi tatap muka.
kegiatan ini merupakan penguatan guru dalam pembelajaran digital yang tentunya sejalan dengan tuntutan era 4.0 , dimasa masa krisis pandemic covid-19 dimana ruang2 publik mulai disterilkan dengan slogan stay at home, work from home (WFH), seakan menghambat aktifitas dunia pendidikan dan rumah belajar hadir menjadi salah satu alternatif dalam mengahadapi masalah tersebut saat ini, tentunya kita sebagai guru harus mampu memanfaatkan rumah belajar terutama kelas digital sebagai fitur pembelajaran jarak jauh. materi kelas digital ini diajarkan oleh narasumber hebat Duta rumah belajar Jawa Timur bapak Rachmat Efenddy, M.Pd. materinya sangat menarik dan mudah untuk dipahami. ilmu yang diberikan sangat bermanfaat bagi guru dimana kita dituntut untuk menjadi fasilitator yang kreatif dan inovatif bagi siswa dalam memanfaatkan media penunjang pembelajaran.

"Menulis Blog Menjadi Guru Jutawan" Belajar Pengalaman dari seorang Blogger terkenal di Dunia Pendidikan Indonesia

Alhamdulillah, kegiatan hari pertama DIKLAT daring yang dimulai pada hari ini minggu 3 mei 2020 sampai sampai 7 mei 2020 dengan tema “Gerakan 10 Ribu Guru Belajar Daring Maluku Utara 2020” yang diselenggarakan oleh Duta Rumah Belajar 2018 Bunda Iriany Hasan, M.Pd, dengan materi Hari pertama "Menulis Blog Menjadi Guru Jutawan" berlangsung dengan baik dan luar biasa. Dibahas oleh Narasumber hebat sekaligus pegiat BLOG atau dikenal dengan nama BLOGGER Bapak Deny Ranoptri, S.Pd, seorang guru asal pedalaman Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini sedikit berbeda pada biasanya DIKLAT senantiasa diadakan secara tatap muka dalam suatu ruangan besar, tetapi kegiatan ini justru dilaksanakan secara daring disebabkan oleh kondisi Pandemic COVID-19 yang tidak memungkinkan untuk dapat berkumpul disuatu tempat kegiatan.

Sedikit berbagi pengalaman beliau melalui media vicon Webex gurusd.net, dalam aplikasi tersebut terdapat berbagai informasi tentang dunia pendidikan, materi ajar dan kurikulum. Berkat kegigihan beliau meluncurkan aplikasi tersebut beliau mendapatkan penghargaan sebagai Blogger peduli pendidikan pada tahun 2015 dari menteri pendidikan dan kebudayaan Bapak Anies Baswedan, tentunya hal ini adalah sesuatu yang luar biasa bagi seorang guru SD yang mengajar dipedalaman Tabalong kalimantan selatan.
bex cisco, awal beliau belajar blog secara otodidak dari media internet dan dari hasil karya menulis artikel ngeblog beliau juga mendapatkan pundi-pundi puluhan juta rupiah, selain melakukan kegiatan menulis artikel di blog beliau juga telah meluncurkan sebuah aplikasi
Dengan materi yang diajarkan beliau pada kegiatan ini dan dengan berbagai pengalaman dan penghargaan yang telah didapatkan, hal ini membuat saya selaku guru sangat termotivasi untuk dapat juga ikut berpartisipasi menulis di blog dan secara aktif mengasah kemampuan menulis dengan terus menerus membuat artikel tulisan melalui blog. Tentunya hal ini butuh proses dan pembiasaan.
Terimakasih kepada beliau atas ilmu dan pengalaman yang telah dibagikan kepada kami dan semoga kami dapat mengikuti jejak beliau menjadi seorang Guru Hebat di pedalamn kalimantan selatan.