Kita pernah dan sering mendengar era revolusi industri 4.0, ya tidak salah lagi suatu loncatan perubahan besar telah terjadi dalam dunia industri. istilah-istilah baru nan membingungkan pun muncul, mulai dari sistem siber-fisik (physical cyber system), internet untuk segala (internet of things), komputasi awan(CLoud System), Kecerdasan buatan(artificial Intelegency)
istilah-istilah ini sudah mulai banyak diterapkan industri-industri di luar negeri yang tentunya membawa dampak signifikan dari sisi efektifitas, efisiensi dan peningkatan produktivitas. hal ini juga membawa pengaruh disektor pasar penyerapan tenaga kerja.
indonesia saat ini mulai berbenah melalui arahan bapak presiden joko widodo yang siap menyambut era revolusi 4.0, tentunya ini merupakan tantangan tersendiri bagi indonesia dimana masalah kesiapan perpindahan ke industri 4.0 indonesia terletak pada SDM dan pemerataan infrastruktur. pemerintah telah dengan gencarnya berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur demi mengejar ketertinggalan tersebut, tetapi masalah serius yang perlu ditanggulangi adalah kesiapan SDM yang tentunya ini mengarah kepada perombakan kurikulum pendidikan guna menghadapi perkembangan dan tuntutan industri kedepan.
ketika sektor SDM masih berada di level rendah dan tidak segera ditanggulangi maka tentunya akan meningkatkan peluang angka pengangguran semakin besar.
Menurut data survey, tahun 2045 indonesia akan mengalami bonus demography dimana jumlah populasi di indonesia sekitar 52% penduduknya berumur produktif, tentunya ini adalah kabar baik bagi indonesia kedepannya yang tentunya akan berdampak positif bagi sektor pemasukan negara.
tetapi kita jangan terlalu bersenang dahulu karena hal ini belum tentu akan membawa dampak positif bahkan akan terjadi sebaliknya berubah menjadi petaka ketika SDM kita tidak mengalami peningkatan yang signifikan. kurikulum 2013 sebenarnya sudah mengarah ke era 4.0 dimana kurikulum ini mempunyai dasar tujuan mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. dimana dalam implementasinya masih dibutuhkan keseriusan dari berbagai pihak stakeholder yang terkait dengan pendidikan indonesia
saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dibawah kendali Mas Menteri Nadiem Makarim telah mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar yang tentunya mengarah kepada perubahan sistem manajemen assesmen yang dikenal dengan sistem Portofolio Asessmen dan juga melalui Pusdatin sebuah departemen dibawah naungan Kemdikbud dengan fitur Rumah Belajar nya yang siap mengedukasi seluruh masyarakat indonesia melalui agen Duta rumah belajar yang diharapkan mampu mengatasi ketertinggalan SDM indonesia, menyambut kebijakan pemerintah terkait peningkatan SDM Alhamdulillah saat ini saya telah mengikuti kegiatan hari ke 2 DIKLAT daring yang diselenggarakan oleh Duta Rumah belajar Maluku Utara 2018 Bunda Iriany Hasan, M.Pd dengan materi pemanfaatan Kelas Digital yang merupakan salah satu fitur Rumah belajar yang berfungsi sebagai kelas virtual yang dapat mempertemukan guru dan siswa tanpa sesi tatap muka.
kegiatan ini merupakan penguatan guru dalam pembelajaran digital yang tentunya sejalan dengan tuntutan era 4.0 , dimasa masa krisis pandemic covid-19 dimana ruang2 publik mulai disterilkan dengan slogan stay at home, work from home (WFH), seakan menghambat aktifitas dunia pendidikan dan rumah belajar hadir menjadi salah satu alternatif dalam mengahadapi masalah tersebut saat ini, tentunya kita sebagai guru harus mampu memanfaatkan rumah belajar terutama kelas digital sebagai fitur pembelajaran jarak jauh. materi kelas digital ini diajarkan oleh narasumber hebat Duta rumah belajar Jawa Timur bapak Rachmat Efenddy, M.Pd. materinya sangat menarik dan mudah untuk dipahami. ilmu yang diberikan sangat bermanfaat bagi guru dimana kita dituntut untuk menjadi fasilitator yang kreatif dan inovatif bagi siswa dalam memanfaatkan media penunjang pembelajaran.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar